Selasa, 18 September 2007

Konsultan Manajemen: Information (Computer - Research & Development)

Konsultan Manajemen Strategi:

Indonesia Runtuh: Matinya Ilmu Pengetahuan

(Kilas Balik 1. Philosophy of Social Science (R)Evolution)

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. ARUH kada usah dikiau, amun bakalahi habari. Dalas balangsar dada, bahampai. (Pesta tak perlu dipanggil, tetapi bertarung beri kabar. Meski harus jalan dengan dada akan datang (Qinimain Zain)).

ARUH Ganal – Musyawarah besar Banjar 10-13 Agustus 2000 menghadirkan peserta ribuan orang dalam dan luar negeri, saya ketahui dari media cetak nasonal beberapa tahun lalu. Betapa dandaman (rindu) terasa di rantau, lebih ironis lagi tepat jadwal pembicara beberapa universitas dan pemerintahan di provinsi lain. Selesai ceramah, seperti biasa menghibur ke pustaka membaca Antologi Tanah Huma dari Ayahanda D Zauhidhie - Yustan Aziddin - Hijaz Yamani, karena (sementara hanya) karya mereka yang dijumpai, di universitas Cenderawasih Irian Jaya., misalnya. Mungkin soal distribusi sehingga karya dari Kakanda Ajamuddin Tifani, Tajuddin Noor Ganie, Tarman Effendi Tarsyad, Akhmad Fahrawi, Micky Hidayat, M Rifani Djamhari, Radius Ardanias, atau yang lain sulit ditemukan di rak provinsi lain.

Apa masalah sesunguhnya Tanah Huma kita atau dunia terpuruk krisis di berbagai belahan?

PEKERJAAN dengan tangan telanjang maupun dengan nalar, jika dibiarkan tanpa alat bantu, membuat manusia tidak bisa berbuat banyak (Francis Bacon).

JERMAN. Amerika Serikat dan Inggris memenangkan Perang Dunia Kedua karena penggunaan alat manajemen Total Quality Control (TQC). Masa perang itu dikenal dengan Standar Z-1 dan Standar Inggris 600, yang digolongkan rahasia militer sampai penyerahan Jerman Nazi.

JEPANG. Bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki mengakhiri perang. Jepang kalah, seluruh industri hancur menyisakan ketiadaan perumahan, pakaian dan bahan makanan. Orang-orang hampir mati kelaparan. Kemudian, ketika Amerika Serikat mendarat, hambatan terbesar adalah telepon tidak berfungsi baik. Bukan semata disebabkan oleh perang yang baru saja terjadi, tetapi karena mutu yang jelek. Tentara waktu itu memerintahkan industri tersebut menggunakan kendali mutu. Itulah awal kebangkitan Jepang, bulan Mei tahun 1946.

Tahu makna penting alat manajemen ini, yang mengakibatkan kekalahan perangnya pula, Jepang membentuk Japanese Union of Scientist and Engineer (JUSE) dengan bantuan Badan Stabilisasi Ekonomi, kemudian Menteri Pendidikan membuat kelompok studi khusus mempelajari teknik ini. Hasil akhir, dengan penggunaan alat manajemen memasyarakat, Jepang berhasil unggul dalam persaingan bisnis dunia meski sebagai negeri yang miskin sumber daya alam.

Jelas, baik perang sesungguhnya atau perang bisnis, keunggulan sebuah negara, daerah, departemen, organisasi, produk, dan pribadi adalah kemampuan penguasaan senjata strategis – alat manajemen.

DILUAR batas suatu ukuran tertentu, kulit serangga yang mengeras tidak mampu menahan massa tubuhnya sehingga diperlukan tulang-belulang (D’Archy Thompson).

INDONESIA. Setelah kerusuhan 13-14 Mei 1998, Bank Dunia menyatakan krisis Indonesia sebagai krisis terburuk sepanjang sejarah modern manusia, dengan kondisi tanpa peperangan. Apakah kita dapat melakukan hal yang sama bangkit dengan TQC? Mengapa banyak departemen organisasi, perusahaan, produk dan pribadi yang melakukan TQC, jatuh juga? Akhirnya saya simpulkan, mereka melakukan sesuatu yang benar, tetapi bukan membuat yang benar. Mereka mengadon dan menggoreng kue sesuai dengan resep, tetapi bukan kue yang dibutuhkan dan menerbitkan selera lagi karena adanya kue bikinan orang lain yang lebih legit dan bergizi. Dalam lingkungan berubah cepat dengan fenomena yang nampak tak teratur, TQC hanya salah satu syarat untuk sukses. Bukan segalanya.

Dengan kecenderungan demikian, maka pemahaman terhadap fungsi pengetahuan dan ketrampilan pada Business Administration: Finance, People, Marketing, Enterprise, dan Information, mengalami redefinisi dan sehingga akhirnya manajemen secara keseluruhan pun mengalami redefinisi. Manajemen yang selama ini tidak jelas prioritas salah satu fungsi dibanding dengan yang lain pada situasi tertentu, serta urutan dan keterkaitan fungsi secara menyeluruh,. Sekarang diperlukan model manajemen yang dapat memperjelas dan merinci kekurangan itu.

Apakah ilmu pengetahuan telah mati? Terbitnya buku The Death of Economics, The End of Marketing, juga Kami Paradox yang dilukiskan oleh Michel J. Kami bahwa “ Meningkatnya ilmu pengetahuan justru meningkatkan suatu situasi yang tidak bisa diramal”. Menurut saya, ini sudah alasan menulis buku sejenis berjudul The End of Information Technology. Contoh temuan lain saya, analisa SWOT tak mampu memjelaskan Form of Competition atau Diagram Organisasi manajemen klasik tidak mencerminkan asal-susul, bentuk dan kualitas organisasi sebenarnya. Masih banyak temuan saya hal lain lagi.

Memang benar, pada tingkat tinggi dan lebih kompleks perangkat ilmu pengetahuan yang ada tak memadai lagi. Sebab (ilmu) pengetahuan sosial belum dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan karena tak memenuhi kriteria sistem ilmiah keteraturan ilmu pengetahuan (sebelum tahun 2000, kertas kerja saya terbit pertama kali), seperti halnya yang telah dipenuhi ilmu pengetahuan eksakta yang dituntut Total Qinimain Zain Scientific System of Science:

- Total Quality Operation (TQO), Mathematical Order – CODE.

- Total Quality Control (TQC), Physical Order – METRIC UNIT.

- Total Quality Service (TQS), Biological Order – STRUCTURE.

- Total Quality Information (TQI), Linguistical Order – THEORY.

- Total Quality Touch (TQT), Psychological Order – LAW.

(Ilmu) pengetahuan sosial belum memiliki International Code of Nomenclature, Reference Frame of Benchmark Standard, Scientific Imagination Models of Matter Structure, Proposition Syllogism of Theory, dan Norm of Rules. Sebelumnya, kecuali teori Hirarki dari Abraham H. Maslow, Silogisme Aristoteles dan Skala Rensis Likert (tanpa satian), belum ada yang cukup monumental.

Terlalu sering retorika birokrasi, akademisi, praktisi atau siapa pun menekankan obyektifitas apa pun harus berdasar pada sebuah sistem, tetapi tanpa tahu syarat atau mampu merumuskannya. Untuk ke luar dari stagnasi mau tidak mau melakukan grounded research berlandaskan fakta data lapangan serta komprehensif akademis. Ini berarti meneliti seluruh ilmu pegetahuan yang ada di pustaka dan aplikasi prakteknya. Thomas S. Kuhn, menyatakan dibutuhkan ilmuwan gila menjawab tantangan besar seperti itu. Siapa bersedia menyediakan mempertaruhkan hidup bagi suatu hal tanpa gambaran awal atau jaminan keberhasilan, dengan tenaga dan biaya seorang diri?

Hasil riset adari barat, pulau Sumatera sampai ke Timur, pulau Irian (Papua sekarang), lebih sepuluh tahun di lapangan, pustaka, dan pemerintahan, serta operasional dan konsultan banyak perusahaan berbagai bidang dan ukuran, secara utuh dan abstraks telah diberikan pada lembaga akademik besar dalam dan luar negeri.

Jadi, ilmu pengetahuan sosial mengalami (r)evolusi dan manajemen klasik tak berlaku lagi. Babak baru paradigma baru ilmu pengetahuan yang mensejajarkan ilmu pengetahuan sosial sama maju dengan ilmu pengetahuan eksakta, serta ilmu manajemen modern telah terbuka. Eureka!

BERI aku satu tempat berpijak, akan aku angkat dunia (Archimedes).

BAGAIMANA Strategi Anda?

(Harian Radar Banjarmasin, Kamis 2 Januari 2003)

Konsultan Manajemen Strategi:

Indonesia Runtuh: Matinya Ilmu Pengetahuan

(Kilas Balik 2. Philosophy of Social Science (R)Evolution)

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. AMUN handak baiwak, siap akan ringgi damini (Kalau esok ingin memiliki ikan, siapkan jaring sekarang (Qinimain Zain)).

MENGETAHUI saya riset mendalam dan menulis buku TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, serta ilmuwan manejmen dan konsultan ahli strategi, banyak manajer dan pimpinan perusahaan mengajukan pertanyaan serupa: Apakah paradigma ilmu pengetahuan yang ada sekarang masih relevan dengan adanya (r)evolusi berbagai bidang, dengan dirasakan demikian sulitnya terbanting-banting mengelola usaha digelombang krisis?

Kesukaran mereka beralasan. Memang, rethinking atau redefinisi model ilmu pengetahuan terjadi akhir abad lalu dan awal sekarang oleh para ahli. Dari Model Newton dengan mekanika ketepatan tinggi dalam fisika tradisional ke Model Chaos dengan pengiraan stratistis dan probabilitas. Panamaan chaos adalah ungkapan rasa prustasi menghadapi kompleksitas fenomena akan ketidaktahuan yang meningkat dan belum memuaskan.

JIKA tidak memikirkan masa depan, tak akan punya masa depan (John Galsworthy).

Scientific model atau kemampuan tingkat model ilmu pengetahuan dalam melakukan perhitungan berkaitan dengan pergeseran orientasi perusahaan atau TQZ Determinant of Corporate:

- TQO, Model Newton, Comparative Advantage. Perhatian perusahaan berorientasi pada Capital, yaitu Natural Resources Intensive, perhitungan dapat dengan menurut matematika sederhana dan digambar dalam bentuk grafik linear kordinat kartesius.

-TQC, Model Dalton, Technical Advantage. Perhatian perusahaan berorientasi pada Company, yaitu Technology Intensive. Perhitungan sudah harus dengan regresi statistik sehingga digambar dalam bentuk grafik kuadratik kordinat kartesius, Masa depan forcastable by extrapolation.

Beberapa ahli menyebut fase ini dan berikutnya satu yaitu Model Chaos. Yang menurut saya kurang tepat. Sebagai penghargaan kepada mereka (Newton, Dalton, Bohr, Einstein, dan Heisenberg) yang menyempurnakan tinagkat ilmu pengetahuan sesuai urutannya saya menamakan Model Dalton, Bohr, Enstein dan Heisenberg, setelah Newton.

- TQS, Model Bohr, Competitive Advantage.

Perhatian perusahaan berorientasi pada Customer, yaitu Market Intensive. Perhitungan fase ini cukup rumit dengan sistem kordinat kartesius dan sebagian dapat digambarkan dalam bentuk kurva S. Masa depan predictable threats and opportunities by anticipating change.

Perubahan perilaku konsumen sudah diperhatikan dan demikian juga pesaing. Untuk ini kordinat kartesius dikembangkan dalam bentuk Portfolio Matrix dan Managerial Grid, yang sebenarnya sudah tidak mampu lagi menjawab misalnya Form of customer, Route of customer, apalagi Form of competition, kecuali dengan alat manajemen TQZ Zonerdinate System (alat kordinat yang saya ciptakan dengan lima sumbu O, C, S, I dan T, jika kordinat kertasius hanya sumbu X dan Y saja).

TQI, Model Enistein, Velocity Advantage. Perhatian perusahaan berorientasi pada Competitor, yaitu Information Intensive. Perhitungan tak bisa lagi atau sulit dengan satu fungsi dan kordinat kartesius. Perhitungan dengan multi fungsi dan gambar dalam bentuk Omega Zain Curve atau Infinity Cycle. Masa depan partially predictable opportunities by flexible and rapid response.

Penempatan Model Einstein pada fase ini bukan suatu kebetulan. Teori tentang relativitas mengenai ruang dan waktu sama dengan teori informasi berkaitan dengan menyempitnya atau relatifnya sehubungan cepatnya informasi. Paradigma kuantitatif menjadi relatif di dalam perhitungan multi fungsi. Leverage strategy dan alliance strategy, dapat membuat yang semula tidak diperhitungkan menjadi berarti. Choice of competition dan Balance of competition hanya dapat disimak dengan TQZ Zonerdinate.

TQT, Model Heisenberg, Parenting Advantage. Perhatian perusahaan berorientasi pada Change dari Company, Customer dan Competitor, yaitu Human Resources Intensive. Perhitungan dengan multi fungsi dan gambar dalam bentuk lompatan fase dan level pada TQZ Zoerdinate. Masa depan unpredictable surprises by management surprises.

Artinya, dengan gambaran model ini perusahaan memiliki harapan melakukan terobosan yang tidak terduga, disamping telah diingatkan akan kebolehjadian besar akan ada terobosan yang tidak terduga oleh competitor yang tidak diketahui. Efek ganda, lompatan kuantum dan posisi momentum dalam bentuk Competition degree of change, Choice of change, momentum of change atau performance of change hanya dapat dihitung dengan TQZ Zonerdinate.

Dengan mengetahui fase model ilmu pengetahuan ini, dapat dimengerti mengapa terbit buku The Death of Economics atau The End of Marketing yang heboh. Baik paradigma kuantitatif atau paradigma kualitatif memiliki keunggulan masing-masing pada situasi tertentu, yang sebenarnya berpasangan saling melengkapi.

ANGGAPAN ilmu pengetahuan telah mati terjadi karena pemahaman pengetahuan dan ketrampilan yang sepotong-sepotong, dan kebingungan merasakan perubahan karena L

Sekarang, sebagian besar orang merancang masa depan tanpa alat manajemen memadai, sama seperti nenyusun jigsaw puzzle – teka-teki menyusun potongan gambar, namun tanpa tahu gambar apa yang akan dibentuk. Persis berusaha membangun gundukan dari potongan-potongan kayu dengan mengambil potongan-potongan dari susunan bagian bawah, gundukan selalu runtuh – denmikian berulang terus. Dengan alat manajemen laksana membangun dengan model kerangka gambar yang ada diperhitungkan lebih dahulu, meski hasil akhir tak selalu persis dengan acuan awal sehubungan dengan perkembangan waktu dan tantangan. Dari Sabang asam Merauke, atau dari belahan bumi mana pun, banyak suku, agama, ras dan golongan mempunyai beribu hal yang baik untuk diteladani, selain terdapat berbagai hal lain yang harus diperbaiki atau bahkan dihilangkan sesuai dengan keadaan sekarang dan masa depan. Tak ada gunanya caci-maki dan memuji diri sendiri, yang terbaik adalah meneladani kebaikan atas dasar kesucian manusia universal, dari mana pun teladan itu.

Pemecahannya adalah diperlukan alat manajemen yang mampu mencatat detil teladan gambaran masa depan pada tingkat manajerial konseptual dan teknikal operasional. TQZ Benchmark Leap Zonerdinate dari saya (suatu bentuk kerangka referensi imajinasi membagi sesuatu lima dasar, fase dan level) untuk konseptual manajerial dan Fishbone , Cause and effect Ishikawa Diagram dari Kauro Ishikawa untuk teknikal operasional merupakan pasangan yang mampu tak henti mencatat variasi tingkat pengetahuan dan ketrampilan demikian jauh, pengulangan kesalahan demikian banyak, dan pengembangan terobosan demikian sulit.

Beratus ribu bukti, makalah dan tulisan memakan biaya tak terhingga terserak berdebu sebagai potongan-potongan pengetahuan dari cabang ilmu tidak ada artinya karena belum berbentuk Body of science, kerangka tubuh ilmu pengetahuan utuh dan hidup, dengan kualitas pembaharuan, perbaikan dan perawatan yang terus menerus disempurnakan terinci secara total sejalan perubahan kemajuan masa depan.

MERUMUSKAN masalah sering lebih penting daripada pemecahan.

Memunculkan kemungkinan baru memandang hal lama dari segi baru

meminta imajinasi kreatif dan merupakan kemajuan nyata ilmu pengetahuan

(Albert Einstein).

BAGAIMANA strategi Anda?

(Harian Radar Banjarmasin, Jum’at 3 Januari 2003)

Tidak ada komentar: