Selasa, 18 September 2007

Konsultan Manajemen: People (Human Resources Development & Creativity)

Konsultan Manajemen Strategi:

Strategi Kompetensi Sistem Pendidikan

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. NASIP bagus kaina baandak diharat ilmu urangnya, kada di kasugihan banuanya. (MASA depan cerah terletak pada kualitas ilmu pengetahuan sumber daya manusianya, bukan pada kekayaan sumber daya alamnya) (Qinimain Zain).

RADAR readers,

MINGGU, 28 Januari 2007, 433 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Kotabaru ikut uji coba Ujian Nasional (UN) seluruhnya tidak lulus atau gagal 100 persen mencapai target angka kelulusan. Sedang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari 487 siswa, angka kelulusan hanya 22 persen (Memang, tiga mata pelajaran matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia yang dulu nilai rata-rata 4,5, kini naik menjadi rata-rata 5, ditambah nilai minimal per mata studi 4,25). Menurut Noor Ipansyah, wakil cabang lembaga kursus di Kotabaru, minim angka kelulusan diantaranya sebab ada siswa tidak serius mengikuti uji coba, belum terbiasa dengan lembar jawaban komputer, dan target kurikulum yang diajarkan belum sampai (Radar Banjarmasin, 30/01/07).

Adakah strategi bagi siswa menghadapi ujian akhir, dan apa akar masalah pendidikan sesungguhnya?

RADAR readers,

Siswa rendah nilainya, berasal dari sekolah yang dikelola secara tidak profesional. Sekolah demikian, dari pengelolaan sistem pendidikan yang buruk. Sistem demikian, berasal karena sistem (ilmu) pengetahuan yang ada belum memenuhi syarat sebuah sistem ilmu pengetahuan. Inilah akar masalah, juga dasar pijakan pengembangan sumber daya manusia baik non-formal maupun formal di mana pun, (termasuk untuk mengelola negara, perusahaan, pribadi dan apa pun, serta jalan manusia memahami seluruh kehidupan dan semesta).

Berbicara mengenai sistem, sistem ilmu pengetahuan, pokok bahasan sangat penting. Ini dapat diketahui dalam pembicaraan apa pun, sedikit saja kata berulang kali banyak dikatakan seperti kata sistem. Baik khusus bidang pertanian, manufakur, teknik, keuangan, pemasaran, pelayanan, komputerisasi, penelitian, sumber daya manusia dan kreativitas, atau lebih luas bidang hukum, ekonomi, politik, budaya, pertahanan, dan apalagi bidang pendidikan. Selalu dikatakan dan ditekankan dalam berbagai kesempatan membahas apa pun, bahwa untuk mengelola apa pun agar baik dan obyektif, harus berdasar pada sebuah sistem. Lalu, apa definisi sistem, sistem ilmu pengetahuan itu? Menjawabnya, mau tak mau menelusur arti ilmu pengetahuan sendiri.

RADAR readers,

Ilmu pengetahuan atau science berasal dari kata Latin scientia berarti pengetahuan, berasal dari kata kerja scire, artinya mempelajari atau mengetahui (to learn, to know). Sampai abad XVII, kata science diartikan sebagai apa saja yang harus dipelajari oleh seseorang, misalnya menjahit atau menunggang kuda. Setelah abad itu, pengertian diperhalus mengacu pada segenap pengetahuan yang teratur (systematic knowledge). Dari sini, lahir cakupan ilmu pengetahuan eksakta atau alam. Ilmu eksakta dianggap ilmu pengetahuan karena disusun mencapai hukum, sedang (ilmu) pengetahuan sosial tak memenuhi syarat, karena belum terbukti ditemukan hukum ilmiah, anggapan yang dipertahankan para ahli sampai sekarang (tahun 2000, QZ). Lalu, apa syarat keteraturan sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan? Belum ada yang mampu menjawabnya!.

Kemudian, setelah saya meneliti cabang-cabang ilmu pengetahuan yang mantap seperti fisika, kimia, ekonomi, geologi, klimatologi dan lain-lain, dirumuskan dan dipenuhi syarat TQZ Scientific System of Science (2000), memiliki keteraturan matematika - kode, fisika - satuan ukuran, biologi - struktur, bahasa - teori dan psikologi – hukum, hingga terjadi (r)evolusi. (Ilmu) pengetahuan sosial (termasuk administrasi dan manajemen) sebelumnya, kecuali Teori Hirarki Kebutuhan Abraham H. Maslow, Silogisme Aristoteles dan skala kualitatif Rensis Likert (tanpa satuan ukuran), tak ada yang cukup monumental. Kini, definisi ilmu pengetahuan paradigma TQZ adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur membentuk kaitan terpadu dari kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu.

RADAR readers,

Beralih ke kompetensi sistem pendidikan. Menurut rumus TQZ XV, Kemampuan adalah kualitas nilai relatif dari alat dikalikan dengan ilmu pengetahuan dan dikalikan dengan motivasi, atau C(ompetency) = I(nstrument).s(cience).m(otivation of Maslow-Zain), C = I.s.m. Alat adalah teknik, ilmu pengetahuan – taktik dan motivasi – strategi, sebuah siklus esensial. Pengertian total, paradigma lama adalah menyeluruh, yang berarti dilakukan secara serempak dari pimpinan sampai karyawan paling bawah. Dalam paradigma baru TQZ, tak hanya itu, tetapi juga melaksanakan siklus itu secara utuh. Artinya, kemampuan siswa, organisasi atau sekolah, paduan nilai dari kualitas alat, ilmu pengetahuan dan motivasi. Untuk siswa, motivasi jangka panjang menyelesaikan ujian untuk syarat mendapat kerja, jangka pendek lulus nilai standar. (Ilmu) pengetahuan adalah semua informasi yang diberikan guru dan didapat dari sumber lain seperti buku, dan sebagainya. Alat dibagi dua, alat fisik dan alat manajemen. Alat fisik berupa pulpen, meja belajar, uang, kendaraan, dan sebagainya. Sedang alat manajemen aplikasi bentuknya ada tujuh alat Total Quality Control, tujuh alat Total Quality Manajemen, dan TQZ Scientific system of science, yang dapat membentuk alat manajemen tak tehingga banyaknya, menjelaskan dan memecahkan masalah apa pun. Jelas, salah satu unsur esensial tidak ada atau kurang berkualitas, kompetensinya akan buruk atau kurang memadai. Dan, dari analisa unsur esensial, terlihat keunggulan dan kekurangan setiap siswa atau sekolah berbeda-beda, sehingga memerlukan penanganan yang berbeda-beda pula.

Lalu, di mana titik lemah proses belajar mengajar antara tiga faktor esensial itu selama ini? Ada pada alat (manajemen). Yang berarti, titik bangkit kompetensi pun harus mulai membenahi hal ini. Dalam (r)evolusi paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, TQZ Self Development of Education (Lihat Diagram), seseorang harus bertahap menguasai alat teknik mengembangkan diri. Dari TQO Learning ditekankan di TK-SD, TQC Discusing di SMP, TQS Precenting di SMA, TQI Processing di D1-D3, dan TQT Deriving di S1. Artinya, keputusan yang baik tak akan ada tanpa melalui proses data, proses data akurat tak akan terwakili tanpa presentasi, presentasi teruji tak ada tanpa diskusi, diskusi bernilai tak akan ada tanpa pribadi yang telah belajar memahami masalah sungguh-sungguh. Demikian juga, alat teknik belajar dari SQ3R, Skimming & Scanning, Mnemonic, Figure dan Leap Thinking (ada beberapa buku cukup panjang mengurai teknik belajar, tetapi tidak sistematis dan terpadu). Selain itu, teknik Learning hanya dapat dimantapkan oleh SQ3R, Discusing oleh Skimming & Scanning, Precenting oleh Mnemonic, Processing oleh Figure, dan Deriving oleh TQZ Leap Thinking.



RADAR readers,

Mempelajari teknik belajar menyerap ilmu pengetahuan, berbeda dengan les, kursus dan bimbingan belajar yang diadakan sekolah atau lembaga kursus. Belajar di sekolah atau bimbingan menekankan latihan menjawab materi soal, bukan teknik belajar. Mari mengukur kemampuan teknik belajar dimiliki sekarang. Apakah siswa SMP telah memahami teknik diskusi atau Skimming & Scanning? Apakah siswa SMA telah menguasai teknik presentasi atau Mnemonic? Atau, jangan-jangan sebagai guru sendiri (yang mungkin sarjana) tidak mengetahui teknik belajar atau SQ3R yang betul? Karenanya, jika seseorang sulit menangkap atau menjawab pelajaran, bukan berarti tak cerdas. Mungkin satu sebab atau lebih, motivasi sekolah menurun, ilmu pengetahuan didapat kurang, dan ketrampilan teknik belajar belum dimilikinya. Dengan kata lain, selama ini masalah pendidikan dan pemecahan ditinjau, serta dipahami secara acak atau sepotong-sepotong. Yang lain, harusnya, sebelum belajar pelajaran apa pun, siswa dibekali teknik belajar sesuai tingkatannya, dan ini menjadi program wajib saat awal orientasi masuk sekolah. Inilah kesimpulan yang saya berikan pula Selasa, 5 Oktober 2004, pada guru SMP/Madrasah Tsanawiah se-Kotamadya Banjarmasin dalam Simposium Guru/Petugas Bimbingan Konseling Kurikulum Berbasis Kompetensi, di aula Badan Diklat Kota Banjarmasin, Kayutangi.

PEKERJAAN dengan tangan telanjang maupun dengan nalar, jika dibiarkan tanpa alat bantu, membuat manusia tidak bisa berbuat banyak (Francis Bacon).

BAGAIMANA strategi Anda?

(Harian Radar Banjarmasin, Sabtu 17 Februari 2007)

(Lihat tulisan Strategi (R)Evolusi lain di www.strategist-scientist.blogspot.com dan www.scientist-strategist.blogspot.com, serta telusuri nama Qinimain Zain dengan Google dan Yahoo).


Konsultan Manajemen Strategi:

Strategi Konferensi Universitas Se-Borneo

Oleh: Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. ILMU pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur membentuk kaitan terpadu dari kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu (Qinimain Zain).

RADAR readers,

JUM’AT, Sabtu dan Minggu, 15 – 17 Juni 2007, digelar Konferensi Antar Universitas se-Borneo – Kalimantan ke 3 di Banjarmasin. Jum’at, acara dibuka oleh Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin di gedung Mahligai Pancasila. Sabtu konferensi sedikitnya disajikan 60 makalah disampaikan ke panitia di Hotel Jelita. Menurut Muslih Amberi, Dekan FISIP Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), peserta FISIP Unlam selaku tuan rumah, FISIP Universitas Tanjung Pura (Kalbar), FISIP Universitas Mulawarman (Kaltim), Universitas Palangkaraya (meski belum memiliki kampus FISIP), turut serta Intitute of Education Brunei Darussalam, juga Universiti Malaysia Sabah, Intitut Pengajian Asia Tmur Unima (Malaysia), dan pewakilan dari Universiti Kebangsaan Malaysia. “Kegiatan ini tentunya untuk membuka jaringan antar universitas di Kalimantan, terutama sains sosial”, jelasnya mengungkap harapan (Radar Banjarmasin, 14/06/07).

Adakah pemikiran dan penelitian strategis daerah ini bagi konferensi, berkaitan referensi perkembangan (ilmu) sosial, terutama untuk mengatasi krisis multidimensi bangsa yang berkepanjangan?

DR Wahyu, MS, Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Kalimantan Selatan, menulis Peranan Ilmu Sosial dalam Penyembuhan Krisis di Indonesia (2003), “Di dalam masyarakat Indonesia sedang mengalami krisis multidimensional tersedia peranan ilmu sosial. Karena sasaran manusia, menjadi sumber kekuatan dan sekaligus sasaran pembangunan, peranan menjadi strategis. Agar ilmu sosial mampu mengatasi krisis, ilmu sosial perlu dikembangkan, tidak hanya sebagai variabel di dalam seluruh perkembangan sosial, hanya sekadar teknologi sosial, tetapi dapat disejajarkan dengan ilmu terapan lainnya, seperti halnya pada ilmu alam. Dengan ilmu sosial instrumental, tujuan akhirnya tindakan. Berarti ilmu sosial punya kapasitas mengamati, mengalisis dan praktek aktual”.

RADAR readers,

Berkaitan konferensi, perkembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian krisis multidimensional, ada yang sangat penting. Di Internasional, Santa Fee Institute, didirikan tahun 1984, di Santa Fee - kota kecil di negara bagian New Mexico, Amerika Serikat, terkenal dengan visi sekelompok ilmuwan berbagai bidang ilmu berkumpul merintis pendekatan multidisiplin ilmu. Di antaranya bereputasi tinggi dibidangnya, pemenang Nobel ekonomi Kenneth Arrow dan fisika Murray Gell-Mann dan Philip Anderson. Gell-Mann, pendiri institut, pada bukunya The Quark and The Jaguar: Adventures in The Simple and The Complex, membahas hubungan antara quark dari dunia fisika (simple) dengan jaguar sebagai salah satu unsur keanekaragaman alam (complex). Pendekatan yang dianggap mampu menyederhanakan dan memecahkan masalah yang semula dianggap tidak mungkin diselesaikan. Namun, banyak menganggap ini hanya mimpi, ragu dapat diterapkan dan keberhasilan kebetulan belaka. Tak mungkin ilmu-ilmu memiliki kompleksitas kerumitan berbeda menjadi satu, justru menambah rumit. Perselisihan puncak selalu pada hubungan ilmu-ilmu eksakta dengan (ilmu-ilmu) sosial.

Di nasional. Konferensi Ekonofisika Internasional, Nusa Dua, Bali, 29-31 Agustus 2002, kembali pendekatan multidisiplin mengemuka, terutama kemungkinan gabungan ilmu fisika dan ekonomi menjadi cabang ilmu baru ekonofisika. Ilmuwan diingatkan dan meneliti kemungkinan ini. Hubungan matematika dengan kimia tak bisa disangkal, tetapi fisika dengan ekonomi perselisihan menjadi besar. Variabel eksak fisika berlawanan dengan ekonomi yang melibatkan perilaku manusia, yang menurut sebagian besar orang tidak bisa diramalkan. Maka hubungan antar cabang ilmu masih gelap, apalagi bentuk hubungan keseluruhan cabang ilmu sebagai satu kesatuan multidisiplin.

RADAR readers,

Secara terpisah, saya meneliti hubungan antar disiplin ilmu dekade 90-an, hasilnya dipublikasikan dan diberikan pada beberapa lembaga akademi besar dalam dan luar negeri secara terbatas dari tahun 2000. Jadi sebenarnya, hubungan, kesatuan dan model sistem cabang ilmu sudah terpecahkan, hanya kendala difusi inovasi saja.

Jika dicermati, ada gerak bandul (r)evolusi ayun bolak-balik, ilmu pengetahuan eksakta dan (ilmu) pengetahuan sosial tumbuh berkembang seragam terpadu. Dalam Total Qinimain Zain Hologeny of Science (R)Evolution: Pertama, TQO, Matematika Himpunan Bilangan ke fragmen rinci Diferensial Integral, dari Asumsi Ruang Datar dari Euclid ke Ruang Lengkung dari Nikolai Ivanovich Lobatchevskii. Kedua, TQC, Fisika Kosmologi ke fragmen rinci Fisika Kuantum, dari Relativitas ke Struktur Atom. Ketiga, TQS, Evolusi Biologi ke fragmen rinci Genetika, dari DNA ke Kloning Gen. Keempat, TQI, Mass Media Channel ke fragmen rinci Direct Mass Interpesonal Channel, dari Global Positioning System ke Cyberspace Online. Kelima, TQT, Administrasi Fungsi Manajemen ke fragmen rinci TQZ Base, Phase dan Level, dari Vertical Thinking ke TQZ Leap Thinking.

Jelas, tingkah laku perubahan serupa membentuk konfigurasi teratur. Seperti, mengamati berbagai taburan warna akan membuat pusing, tetapi sebenarnya punya harmonisasi urutan berkaitan erat satu sama lain sebagai sebuah pelangi. Inilah dasar ilmu pengetahuan utuh menyeluruh, sebuah paradigma baru, kini dan masa depan, yang dalam paradigma klasik cabang-cabang ilmu itu dikotak-kotak terpisah. Dalam paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN: The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, TQZ Hologeny of Science (R)Evolution, bahwa ilmu pengetahuan, usaha, organisasi dan pribadi mempunyai hologeni terdiri ontogeni atau klasifikasi dan filogeni atau deferensiasi (Lihat Diagram):

Total Qinimain Zain Hologeny of Science (R)Evolution menjelaskan, ilmu pengetahuan satu, pembagian cabang untuk mudah mendalami saja. Ilmu dasar, Total Qinimain Zain Origin of Sciences, matematika, fisika, biologi, bahasa dan psikologi. Cabang ilmu terapan lain berupa pendalaman, kombinasi dan modifikasi di antaranya. Kini jelas, hubungan Physics dengan Finance, Biology dengan Marketing, atau Linguistics dengan Computer.

Semakin besar ontogeni ilmu pengetahuan dari murni ke terapan, statis berubah semakin dinamis, kepastian semakin tidak pasti. Semakin besar filogeni ilmu pengetahuan dari dasar (Mathematics) ke lanjutan (Psychology), keteraturan berubah semakin ke kacauan, the simple semakin the complex. Dalam system, unsur keteraturan - order dan kekacauan - disorder selalu hadir, namun tak pernah mendominasi mutlak. Sistem terlalu teratur akan beku, terlalu banyak kekacauan sistem tak punya memori peristiwa sebelumnya. Kestabilan sistem bergerak mengalami ke kekacauan relatif, kemudian kekacauan bergerak menuju ke kestabilan kembali. Kestabilan atau kekacauan relatif baru yang semu.

RADAR readers,

Bagaimanakah ilmu pengetahuan sosial instrumental? Contohnya uraian dengan diagram di atas. Tanpa instrumen (sistem ilmu pengetahuan, TQZ Scientific System of Science (2000), keteraturan matematika - kode, fisika - satuan ukuran, biologi - struktur, bahasa - teori dan psikologi – hukum), apa yang utarakan (diberbagai kesempatan dan media) sebatas fenomena atau jargon, bukan pemecahan masalah. Untuk prakteknya? Diagram tersebut acuan tahap proses pengembangan pendidikan dan pelatihan dari posisi karyawan, pengawas, manajer, staf ahli dan direksi, berkaitan job rotation organisasi dan pribadi multidisiplin mengelola masalah multi-problem.

Dunia sekarang krisis, karena paradigma (ilmu) pengetahuan sosial klasik mengalami krisis. Pemecahan dan tanggungjawab ada pada ahli dan pengembangan ilmu sosial. Perhatian mengelola sumber daya alam penting, tetapi lebih penting lagi bagaimana mengelola sumber daya manusia yang mengelola sumber daya alam itu. Pemikiran cerdas DR Wahyu, MS ini, seharusnya diteladani dan ditindaklanjuti oleh peserta Konferensi Antar Universitas se-Borneo, Dewan Riset Daerah lain, lembaga penelitian dan pribadi peneliti mana pun, serta fokus kebijakan Dewan Riset Nasional, agar ke luar dari keterpurukan berkepanjangan. Dan, kesimpulan lain, krisis multidimensional harus didekati dengan multidisiplin ilmu.

DI LUAR batas suatu ukuran tertentu, kulit serangga yang mengeras tidak mampu menahan massa tubuhnya sehingga diperlukan tulang-belulang (D’Archy Thompson)

BAGAIMANA strategi Anda?

(Dari Harian Radar Banjarmasin, Senin 18 Juni 2007)

(Lihat tulisan strategi lain di www.strategist-scientist.blogspot.com dan www.scientist-strategist.blogspot.com, serta telusuri nama Qinimain Zain di Google dan Yahoo).


Tidak ada komentar: